Biografi KH Moh Ilyas Ruhiat, Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat

Biografi KH Moh Ilyas Ruhiat, Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat
KH Moh Ilyas Ruhiat
Sosok kharismatik ajengan Cipasung Tasimalaya yang telah mensenyawakan dirinya dan mentalitas spiritualitas Islam secara natural dengan mentalitas budaya Sundanya di Cipasung. Dia bernama KH Moh Iyas Ruhiat dilahirkan pada hari Ahad, 12 Rabiul Awwal 1352 H / 31 Januari 1934. Namanya sebagai tafa’ul terhadap tokoh muda pesantren yang tengah naik daun saat itu, KH Muhammad Ilyas, yang pernah menjabat Menteri Agama dalam tiga periode.

Sejak kecil sampai dewasa, Endang Ilyas (anak kiai diseputar Tasikmalaya lazim dipanggil Endang) dididik oleh orang tuanya sendiri. Ajengan Ruhiat, bapak Endang Ilyas, adalah perintis pesantren Cipasung. Ajengan Ruhiat termasuk pelopor masyarakat Tasimalaya dalam menghadang imperialisme penjajahan Belanda, sehingga pada 17 November 1941 beliau ditangkap dan ditahan bersama ulama terkemuka, KH Zainal Musthofa di Penjara Sukamiskin dan dibebaskan 10 Januari 1942. Kegigihan sang ayah, sekaligus guru yang paling disegani Endang Ilyas, inilah yang menjadi spirit Ilyas untuk terus belajar secara tekun dan selalu bersikap tegar yang nantinya mampu menjadi modal memperjuangkan masyarakat Cipasung.

Pendidikan

Pendidikan beliau HIS Banjar (1940 – 1943), Madrasah Diniyah Cipasung (1943 – 1946), SPI Cipasung (1950 – 1953), Madrasah Aliyah Persamaan (1968). Pernah kuliah di Universitas Madjapahit Jakarta, Universitas Islam Syeikh Yusuf Jakarta, dan Institut Islam Siliwangi Bandung. Namun semuanya tidak sampai tamat. Juga pemah mengikuti kursus kader mubaligh Pesantren Cipasung tahun 1954.

Kiprah di Nahdlatul Ulama
Perjalanan Kiai Ilyas di NU dimulai dengan menjadi :Ketua Cabang IPNU Tasikmalaya (1954–1958), lalu naik menjadi Wakil Ketua PW IPNU Jawa Barat (1956), Wakil Rais Syuriah PCNU Tasikmalaya (1960), Wakil Rais Syuriah III PWNU Jawa Barat (1968 – 1970), Wakil Rais Syuriah II PWNU Jawa Barat (1974 – 1977), Mustasyar PWNU Jawa Barat (1980), Rais Syuriah PWNU Jawa Barat (1985 – 1989), Awan Syuriah PBNU (1984 – 1989), Rais Syuriah PBNU (1989 – 1992), Pjs Rais Aam (1992 – 1994).

Sejak Muktamar ke-29 di Cipasung pada 1994, Kiai Ilyas menempati posisi Rais Aam PBNU. Posisi sebagai orang pertama di PBNU itu dipegangnya hingga tahun 1999, dan dalam Muktamar ke-30 di Lu-boyo, Kediri (1999), Kiai Ilyas menempati posisi sebagai salah seorang Mustasyar PBNU sampai tahun 2004.


pintu gerbang ponpes cipasung tasikmalaya
Pon. Pes. Cipasung, Tasikmalaya



Kecerdasan dan ketegarannya membuat orang tuanya bangga, sehingga ketika sang Ayah merasa sakitnya parah, Endang Ilyas langsung dibai’at oleh ayahanda sebagai penerus kepemimpinan pesantren Cipasung. Ditangan Moh Ilyas, Cipasung sejak tahun 1980-an sampai sekarang menjadi pesantren besar yang penuh prestasi. Terlebih ketika Ajengan Ilyas terpilih sebagai pelaksana harian Rais Aam PBNU yang ditinggalkan KH Ahmad Siddiq dalam Munas Lampung tahun 1992. Dan kemudian beliau terpilih kembali sebagai Rais Aam PBNU dalam Muktamar XXIX tahun 1994 di pesantrennya sendiri, Cipasung. Kesuksesan Ajengan Ilyas menjadi Rais Aam PBNU membuktikan akan teguhnya beliau sebagai seorang resi. Dan beliau sampai saat ini, adalah satu-satunya orang Sunda yang pernah menduduki posisi Rais Aam. Karena dalam kepemimpinan NU, jabatan Rais Aam selalu diisi orang Jawa. Dan perlu dicatat, Rais Aam bukanlah sekedar jabatan. Yang terpilih (bukan dipilih) adalah mereka yang kharismatik dan benar-benar menjadi panutan ummat. Sebut saja mislanya KH Hasyim Asy’ari, KH A. Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Sansuri.


Selain itu, beliau juga aktif di MUI. Dimulai dari Seksi Hukum MUI Tasikmalaya (1967), anggota pimpinan MUI Tasikmalaya (1970), Ketua Bidang Pendidikan MUI Jawa Barat (1979 – 1989), Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jawa Barat, anggota Dewan Pertimbangan MUI Tasikmalaya, anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Ketua Bidang Ukhuwah MUI Pusat (1995 – 2000). Di Departemen Agama pemah dua kali sebagai Naib Amirul Haj, 1992 dan 1994.

Sosok resi (sunda;pemimpin rohani) yang melekat dalam diri Ajengan Ilyas sangat dirasakan oleh seluruh warga NU dan pesantren. Beliaulah yang menjadi siger tengah (tokoh moderat) dalam konflik elite NU di Munas Lampung 1992. Waktu itu, Gus Dur berseteru dengan pamannya sendiri, KH Yusuf Hasyim, dan KH Ali Yafie. Pada Muktamar Cipasung tahun 1994, ketika Gus Dur dan Abu Hasan berseteru, bahkan karena tidak terpilih, Abu Hasan akhirnya mendirikan NU tandingan bernama KPPNU, Ajengan Ilyas tampil lagi sebagai siger tengah yang mengembalikan keutuhan jam’iyyah dan jama’ah NU. Ketika warga NU digegerkan oleh Naga Hijau dan Ninja yang membantai warga Banyuwangi, beliau bersama Gus Dur tampil dengan santun menyelesaikan konflik tersebut dengan damai. Dan ketika warga NU sedang bergairah era reformasi, beliau juga merestui lahirnya PKB yang kemudian mengantarkan Gus Dur sebagai Presiden ke-4 RI. Sampai sekarang, walaupun kondisi fisik beliau sudah sangat lemah, ketika warga NU diterpa godaan politik yang menggoyahkan Khittah 1926, beliau tetap bersungguh-sungguh mempertahankan Khittah yang diwariskan para sesepuh NU.

Totalitas perjuangan Ajengan Ilyas dalam NU sangatlah besar dan dikagumi warga NU. Tidak hanya warga NU, tetapi seluruh bangsa. Karena di Jawa Barat beliau juga sering memelopori dialog lintas agama dan linta sektoral. Beliau selalu menggandeng Muhammadiyah dalam persoalan umat Islam. Dalam pluralitas keberagamaan, beliau selalu menggendeng para pemuka agama Indonesia, termasuk ikut masuk dan berceramah di pesantrennya. Walaupun demikian, beliau tetap santun dan rendah diri. Menduduki posisi tertinggi di NU, beliau tetap tinggal di Cipasung. Karena baginya, Ilyas dan Cipasung bagai biji yang tumbuh ditanahnya sendiri.

Wafat

Saat usia 73 tahun Kiai Ilyas wafat dan dimakamkan di komplek kediaman Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, pada tanggal 18 Desember 2007 setelah beliau menderita penyakit yang cukup parah dan beberapa kali dirujuk kerumah sakit, beliau wafat tepat setelah enam bulan sang istri Hj. Dedeh Fuadah wafat pada bulan juni 2007.

Biografi KH Moh Ilyas Ruhiat, Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat Biografi KH Moh Ilyas Ruhiat, Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat Reviewed by Admin on 17.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.